1. Bantuan harus memberdayakan survivors, tidak membuat mereka manja, proaktivitas warga harus dibangun, dirancang, dan didorong, melalui pengorganisasian di antara korban
2. Gerak pendampingan harus partisipatif, melibatkan korban
3. Pahami peta konflik kepentingan di lapangan, person-person kunci dan peta sosiokultural masyarakat
4. Dapatkan peta demografis dan geografis di lembaga-lembaga pemerintah/lembaga lain yang menyediakannya,
5. Fokuskan karya pendampingan kita
6. Perhatikan kelompok rentan dan kebutuhan khusus mereka
7. Bangun tim tanggap bencana yang sistematis
8. Usahakan selalu berbasis data, meskipun selalu berubah
9. Bangun jejaring sosial seluas mungkin, dapatkan kontak kunci dan libati simpul-simpul tanggap bencana yang dibuat pemerintah
10. Bencana adalah kesempatan yang amat baik untuk membangun budaya solidaritas dan paseduluran
11. Selalu lakukan review berkala setiap hari dan pelaporan/penyebaran informasi kepada pihak yang membutuhkan
12. Relawan hanyalah pembantu, bukan tenaga bantuan yang utama, korban dan masyarakat sekitar itu sendiri yang harus memberdayakan dirinya
Jangan lupa untuk membekali pengetahuan keselamatan diri kepada para relawan, pantau terus kondisi keadaan terkini wilayah merapi. jangan mengirimkan relawan kalau sedang bahaya besar (kecuali untuk tim evakuasi yang sudah valid). untuk standar komunikasi makane ndhuwe HT dab...masak posko gak due HT.....konyol...kalau HP sih lewaaaaaat
BalasHapussalam Kemanusiaan